Antenna


Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok
konduktor yang digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang
elektromagnetik menuju ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik
dari ruang bebas. Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang
elektromagnetik dan oleh sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut
dipancarkan menuju udara bebas. Pada penerima akhir gelombang
elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan antena.

Pola Radiasi Antena


Pola radiasi antena atau pola antena didefinisikan sebagai fungsi
matematik atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi dari
koordinat. Di sebagian besar kasus, pola radiasi ditentukan di luasan wilayah dan
direpresentasikan sebagai fungsi dari koordinat directional
a. Pola Radiasi Antena Unidirectional
Antena unidirectional mempunyai pola radiasi yang terarah dan dapat
menjangkau jarak yang relative jauh.
b. Pola Radiasi Antena Omnidirectional
Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang digambarkan seperti
bentuk kue donat (doughnut) dengan pusat berimpit. Antena Omnidirectional
pada umumnya mempunyai pola radiasi 3600 jika dilihat pada bidang medan
magnetnya

Polarisasi Antena
Polarisasi antena merupakan orientasi perambatan radiasi gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu antena dimana arah elemen antena
Universitas Sumatera Utara
terhadap permukaan bumi sebagai referensi lain. Energi yang berasal dari antena
yang dipancarkan dalam bentuk sphere, dimana bagian kecil dari sphere disebut
dengan wave front. Pada umumnya semua titik pada gelombang depan sama
dengan jarak antara antena. Selanjutnya dari antena tersebut, gelombang akan
membentuk kurva yang kecil atau mendekati. Dengan mempertimbangkan jarak,
right angle ke arah dimana gelombang tersebut dipancarkan

Ada empat macam polarisasi antena yaitu polarisasi vertikal, polarisasi
horizontal, polarisasi circular, dan polarisasi cross.[3]
a. Polarisasi Vertikal
Radiasi gelombang elektromagnetik dibangkitkan oleh medan magnetik
dan gaya listrik yang selalu berada di sudut kanan. Kebanyakan gelombang
elektromagnetik dalam ruang bebas dapat dikatakan berpolarisasi linier. Arah dari
polarisasi searah dengan vektor listrik. Bahwa polarisasi tersebut adalah vertikal
jika garis medan listrik yang disebut dengan garis E berupa garis vertikal maka
gelombang dapat dikatakan sebagai polarisasi vertikal.
b. Polarisasi Horizontal
Antena dikatakan berpolarisasi horizontal jika elemen antena horizontal
terhadap permukaan tanah. Polarisasi horizontal digunakan pada beberapa
jaringan wireless.
c. Polarisasi Circular
Polarisasi circular pernah digunakan pada beberapa jaringan wireless.
Dengan antena berpolarisasi circular, medan electromagnet berputar secara
konstan terhadap antena
Ada dua jenis turunan pada antena polarisasi circular berdasarkan cara
membuatnya yaitu left hand circular dan right hand circular. Medan
elektromagnetik pada right hand circular berputar searah jarum jam ketika
meninggalkan antena. Medan elektromagnetik pada left hand circular berputar
berlawanan arah jarum jam ketika meninggalkan antena.
d. Polarisasi Cross
Polarisasi cross terjadi ketika antena pemancar mempunyai polarisasi
horizontal, sedangkan antena penerima mempunyai polarisasi vertikal atau
sebalikanya



Antenna Gain
Antena merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk memancarkan atau menerima sinyal. Antena adalah passive device, memiliki gain ( menguatkan power ) dengan cara memfokuskan sinyal RF pada arah tertentu. dengan kata lain, gain antena semakin besar jika semakin memfokuskan sinyal RF.

beberapa jenis bentuk radiasi antena :

Isotropic antenna, memancarkan sinyal RF ke segala arah
Omnidirectional antenna, memancarkan sinyal RF ke segala arah sekelilingnya
Directional antenna, memancarkan sinyal RF ke satu arah.
fokus antena

gambar 1. semakin fokus arah antena, gainnya semakin besar

Beamwidth
merupakan tingkat kefokusan suatu antena. semakin besar beamwidth maka semakin besar pula pola radiasi yang dipancarkan, semakin kecil beamwidth maka semakin fokus sinyal RF yang dipancarkan. antena isotropic memiliki 3600 beamwidth.

beamwidth
Gambar 2. Beamwidth pada directional antena

Polarisasi
merupakan orientasi arah pancar antena. antena yang memancarkan osilasi RF secara vertikal disebut vertically polarized, sedangkan antena yang memancarkan osilasi RF secara horizontal disebut horizontally polarized.

polarization
gambar 3. arah polarisasi antena harus match antara transmitter dan receiver

catatan penting arah polarisasi antara antena transmitter dan receiver harus sama. jika tidak, sinyal RF yang diterima akan drop.



Transmitter
Receiver
Condition
Result
HorizontalHorizontalMatchedSignal optimum
HorizontalVerticalMismatchedSignal Degraded
VerticalVerticalMatchedSignal optimum
VerticalHorizontalMismatchedSignal Degraded


Parameter tilting antena seluler
Tilting adalah aktivitas pengubahan konfigurasi antena secara fisik untuk memperoleh jangkauan sel yang dikehendaki. Tilting dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu azimuth ( pengubahan arah pancar antena secara horizontal ) , Mechanical tilting ( pengubahan arah pancar antena secara vertikal ), dan Electrical tilting ( pengubahan sinyal fasa tiap elemen antena). Berikut adalah beberapa parameter tilting yang diperlukan:

Mechanical Tilt
Mechanical tilt adalah perubahan arah antena tilting dengan mengubah tilt angle yang terletak di bracket (pengait antena). Derajat kemiringan dapat di ukur menggunakan tilt meter. Secara sederhana, mechanical downtilt adalah pengaturan arah antena secara vertikal (ke atas atau ke bawah). Semakin besar derajat mechanical, maka antena semakin menunduk yang menyebabkan coverage pada main lobe berkurang, sedangkan pada sisi side lobe akan melebar. 

mechanical tilt
gambar 1. perangkat mechanical downtilt dan pengaruhnya pada lobe

keterangan :
gambar kiri merupakan cara untuk melakukan mechanical tilt, yaitu dengan memanjangkan atau memendekkan clamp penjepit pada penyangga antena.
gambar tengah merupakan pengaruh pola radiasi pada pengubahan mechanical tilt. semakin besar mec-tiltnya, bentuk pola radiasi berubah dan memendek.
gambar kanan merupakan tilt-meter, alat untuk mengukur kemiringan antena.

Electrical Tilt
Electrical tilt adalah perubahan bentuk polarisasi antena yang di atur secara elektronik. Electrical tilt mengubah karakterisik fasa sinyal setiap elemen antena. Semakin besar nilai electrical maka semakin kecil pula coverage yang diberikan. Tidak semua tipe antena dapat di ubah nilai electrical tilt nya, ada yang difiksasikan nilainya 0 atau 2.

electrical tilt
gambar 2. pengaruh electrical tilt dan perangkatnya

keterangan :
gambar kiri merupakan pengaruh dari electrical tilt, yaitu fasa sinyal akan bergeser.
gambar tengah merupakan bentuk pengaruh dari electrical tilt, semakin besar e-tilt nya maka pola radiasi yang dihasilkan menjadi kecil namun bentuknya tidak berubah.
gambar kanan adalah electrical tilt meter yang terpasang pada antena.



Azimuth
Azimuth adalah arah antena yang di atur secara horizontal dengan cara mengubah-ngubah posisi clamp (penjepit antena) yang terhubung ke kaki tower. Batas pergeseran antena biasanya 5o – 100o. Petunjuk pengarahan agar arah antena sesuai dengan planning sitemenggunakan alat bantu berupa kompas. Arah utara adalah titik acuan sebagai penentu posisi 0o.

azimuth
gambar 3. contoh azimuth antena dan view

keterangan:
gambar kiri merupakan kompas yang menunjukkan kemana arah antena.
gambar kanan merupakan capture foto view arah antena


Cara menentukan sector (azimut) 1 dari antenna di tower

kita dpt dengan mudah menentukan antenna mana yg merupakan sector 1 dari beberapa antenna yg terpasang di tower dng menggunakan compas/sunto, dgn melihat arah utara compas dan mengikuti arah putaran jarum jam dan antenna yg mendekati nol derajat (arah utara) itu merupakan antenna sector 1 dari tower tersebut, antenna berikut nya merupakan sector 2 lalu sector 3 mengikuti perputaran arah jarum jam.

contoh :

antenna satu 45 derajat, antenna dua 70 derajat, antenna tiga 330 derajat


maka yg merupakan antenna sector 1 nya adalah antenna satu dgn sudut 45 derajat, sector 2 nya adalah antenna dgn sudut 70 derajat, dan sector 3 nya adalah antenna dgn sudut 33o derajat

cara lain untuk menentukan sectoral adalah dengan melakukan tracking/peng urutan feeder



configurasi-configurasi

3G: WBBP ====> CPRI ====> WRFU ===> JUMPER ===> ANTENNA
4G: UBBP ====> CPRI ====> RRU ===> JUMPER ===> ANTENNA










No comments:

Post a Comment